Sejarah Azan
Perkembangan agama Islam pada masa Rasulullah Saw, berkembang
pesat seiring berjalannya misi Dakwah Rasulullah dan para sahabatnya yang tak
kenal lelah, walaupun banyak halangan dan rintangan bertubi, Rasulullah tetap
konsisten dan optimis dalam menjalankan perintah Allah yakni menyebarkan ajaran
Agama Islam kepada seluruh umat manusia. Dan hasil perjuangannya pun semaikin
lama berbuah manis karena semakin banyak penduduk Mekah yang menyatakan diri masuk
agama paling mulia di sisi Allah ini.
Demikian pula dengan penduduk dikota Madinah, yang merupakan
salah satu pusat penyebaran agama Islam pada masa-masa awalnya. Sudah sebagian
tersebar dari penduduk yang ada di kota itu sudah menerima Islam sebagai
agamanya. Ketika orang-orang Islam masih sedikit jumlahnya, tidaklah sulit bagi
mereka untuk bisa berkumpul bersama-sama untuk menunaikan sholat berjama`ah.
Kini, hal itu tidak mudah lagi mengingat setiap penduduk tentu mempunyai ragam
kesibukan yang tidak sama. Kesibukan yang tinggi pada setiap orang tentu
mempunyai potensi terhadap kealpaan ataupun kelalaian pada masing-masing orang
untuk menunaikan sholat pada waktunya. Dan tentunya, kalau hal ini dapat
terjadi dan kemudian terus-menerus berulang, maka bisa dipikirkan bagaimana
jadinya para pemeluk Islam. Ini adalah satu persoalan yang cukup berat yang
perlu segera dicarikan jalan keluarnya.
Pada masa itu, memang belum ada cara yang tepat untuk memanggil
orang sholat. Orang-orang biasanya berkumpul dimasjid masing-masing menurut
waktu dan kesempatan yang dimilikinya. Bila sudah banyak terkumpul orang,
barulah sholat jama`ah dimulai.
Atas timbulnya dinamika pemikiran diatas, maka timbul kebutuhan
untuk mencari suatu cara yang dapat digunakan sebagai sarana untuk mengingatkan
dan memanggil orang-orang untuk sholat tepat pada waktunya tiba. Ada banyak
pemikiran yang diusulkan. Ada sahabat yang menyarankan bahwa manakala waktu
sholat tiba, maka segera dinyalakan api pada tempat yang tinggi dimana
orang-orang bisa dengan mudah melihat ketempat itu, atau setidak-tidaknya
asapnya bisa dilihat orang walaupun ia berada ditempat yang jauh. Ada yang
menyarankan untuk membunyikan lonceng. Ada juga yang mengusulkan untuk meniup tanduk
kambing. Pendeknya ada banyak saran yang timbul.
Saran-saran diatas memang cukup representatif. Tapi banyak
sahabat juga yang kurang setuju bahkan ada yang terang-terangan menolaknya.
Alasannya sederhana saja : itu adalah cara-cara lama yang biasanya telah
dipraktekkan oleh kaum Yahudi. Rupanya banyak sahabat yang mengkhawatirkan
image yang bisa timbul bila cara-cara dari kaum kafir digunakan. Maka
disepakatilah untuk mencari cara-cara lain.
Lantas, ada usul dari Umar r.a jikalau ditunjuk seseorang yang
bertindak sebagai pemanggil kaum Muslim untuk sholat pada setiap masuknya waktu
sholat. Saran ini agaknya bisa diterima oleh semua orang, Rasulullah SAW juga
menyetujuinya. Sekarang yang menjadi persoalan bagaimana itu bisa dilakukan ?
Abu Dawud mengisahkan bahwa Abdullah bin Zaid r.a meriwayatkan sbb : “Ketika
cara memanggil kaum muslimin untuk sholat dimusyawarahkan, suatu malam dalam
tidurku aku bermimpi. Aku melihat ada seseorang sedang menenteng sebuah
lonceng. Aku dekati orang itu dan bertanya kepadanya apakah ia ada maksud
hendak menjual lonceng itu. Jika memang begitu aku memintanya untuk menjual
kepadaku saja.
Orang tersebut malah bertanya,” Untuk apa ? Aku
menjawabnya,”Bahwa dengan membunyikan lonceng itu, kami dapat memanggil kaum
muslim untuk menunaikan sholat.” Orang itu berkata lagi,”Maukah kau kuajari
cara yang lebih baik ?” Dan aku menjawab ” Ya !” Lalu dia berkata lagi, dan
kali ini dengan suara yang amat lantang ,” Allahu Akbar,…Allahu Akbar…..”
Ketika esoknya aku bangun, aku menemui Rasulullah SAW dan
menceritakan perihal mimpi itu kepada beliau. Dan beliau berkata,”Itu mimpi
yang sebetulnya nyata. Berdirilah disamping Bilal dan ajarilah dia bagaimana
mengucapkan kalimat itu. Dia harus mengumandangkan adzan seperti itu dan dia
memiliki suara yang amat lantang.” Lalu akupun melakukan hal itu bersama
Bilal.”
Rupanya, mimpi serupa dialami pula oleh Umar r.a, ia juga
menceritakannya kepada Rasulullah SAW . Nabi SAW bersyukur kepada Allah SWT
atas semua ini.
(SELESAI
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer